Masalah budidaya lele bisakapan saja.Bisa
pagi hari, saat baru dijenguk, bisa siang hari saat diurus, bahkan bisa malam
hari, saatakan ditinggalkan. Bagi yang sudah tahu solusinya, mungkin itu tidak
bakal masalah, tinggal memberi perlakuan saja, semua bakal beres.Namun belum
tahu solusinya, harus mengetahui dulu, baru mencoba menerapkannya.BIPI telah
merangkum berbagai permasalahan tersebut, berikut solusinya.Moga solusi ini
dapat membantu untuk menggatasinya.Berikut solusi lengkapnya :
Induk belum matang gonad
Sebelum
melakukan pemijahan (alami dan buatan), kita harus melakukan seleksi induk untuk
mengetahui kematangannya.Namun terkadang yang ditemui, induk-induk tersebut
tidak matang gonad, induk betina tidak bertelur dan jantan belum siap
Ada
beberapa penyebab mengapa induk-induk tersebut tidak matang gonad
Belum cukup umur, tidak mungkin ikan
yang masih mudah bertelur, terutama induk-induk yang dihasilkan dari kegiatan
sendiri.
Kurang pakan, sehingga kebutuhan gizi
untuk perkembangan telur tidak cukup atau hanya untuk ketahanan tubuh dan
pertumbuhan saja
Jumlahnya kurang, sehingga masa
kematangan tidak sesuai dengan jadual kegiatan pemijahan, karena ada selang
waktu antara pemijahan ke pemijahan berikutnya.
Faktor musim
Solusi :
Mengunakan induk-induk yang cukup
umur atau sudah dewasa, yaitu betina sudah berumur minimal 12 bulan dan jantan
10 bulan.
Memberikan pakan yang cukup, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Untuk meningkatkan kualitas telur dan sperma,
dapat diselingi dengan daging keong mas dan penambahan telur ayam ataua bebek.
Menambah jumlah induk sesuai dengan
kebutuhan. Pada kondisi normal, induk betina dapat bertelur lagi dalam 6
minggu, sementara jantan kembali siap dalam 3 minggu.
Soal musim, mungkin manusia tidak
bakal mampu mengendalikannya. Biasanya induk lele tidak matang pada peralihan
musim kemarau ke musim hujan, yaitu Bulan Juli dan Agustus.
Tidak memijah
Pada pemijahan alami, terkadang
induk-induk tidak memijah sesuai dengan harapan.Secara ekonomis, kejadian ini memang
tidak merugikan, tetapi dapat menghambat proses produksi, pekerjaan yang
dilakukan menjadi sia-sia, karena hasilnya nihil.
Penyebab :
Ada berbagai penyebab mengapa
induk-induk tidak memijah, diantaranya :
Kurang teliti dalam seleksi induk,
sehingga induk jantan dan betina yang dipilih belum siap pijah
Kurang paham dalam persiapan kolam,
sehingga lingkungan pemijahan tidak mendukung dalam pemijahan
Kurang strategis dalam memilih lokasi
kolam pemijahan, sehinga keadaan lingkungan mengganggu proses pemijahan.
Solusi :
Lebih teliti dalam memilih induk agar
mendapatkan induk-induk yang siap pijah. Lebih detaii, dapat dlihat dalam
panduan.
Lebih teliti dalam persiapan kolam
pemijahan agar kondisinya mendukung. Lebih detaii, dapat dlihat dalam panduan.
Memilih lokasi kolam pemijahan yang
strategis agar keadaan lindkungan tidak mengganggu proses pemijahan.
Telur berwarna putih
Meski memijah, namun terkadang
telur-telurnya berwarna putih. Ini pertanda bahwa telur-telur tidak akan
menetas, karena telur yang akan menetas berwarna kuning tua dan bening.
Penyebab :
Masalah telur yang berwarna putih ini
disebabkan karena induk jantan belum siap pijah.Perlu diketahui, bahwa
telur-telur dari induk yang sudah matang gonad juga bisa keluar, meski induk
jantan belum siap pijah.Bahkan hanya diberi kakaban saja bisa keluar, karena
ada rangsangan.
Solusi :
Lebih teliti dalam seleksi induk
jantan agar mendapatkan induk yang siap pijah.Ingat induk jantan yang siap
pijah itu, selain bertubuh merah, gerakannya lincah dan alat kelamin berwarna
merah juga alat kelamin tersebut menggembung ke ujung alat kelaminnya.
Daya tetas telur rendah
Daya tetas telur yang rendah artinya
larva yang menetas hanya sedikit, jauh dari prakiraan, padahal jumlah telur
yang dibuahi atau berwarna kuning tua banyak sekali, namun telur berubah putih
dan akhirnya tidak menetas.
Penyebab :
Berubahnya warna telur dari kuning
tua menjadi putih dan akhirnya tidak menetas ini disebabkan oleh berbagai
factor, diantaranya :
Kualitas telur dan sperma kurang
bagus, sehingga telurnya tidak bertahan lama. Ini terjadi akibat jumlah
pakannya sedikit dan kualitasnya kurang bagus
Kualitas air yang kurang bagus
sehingga kurang mendukung perkembangan penetasan telur
Kandungan oksigen dalan yang rendah
sehingga suplay oksigen pada telur kurang
Solusi :
Memberikan pakan tambahan yang cukup
dan meningkatkan kualitasnya. Pakan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan
mencampurkan 1 butir telur ayam atau bebek dengan 0,5 – 1 kg pakan tambahan.
Caranya, pecahkan telur, campurkan ke dalam pakan, aduk rata dan langsung
diberikan ke induk.
Dengan menggunakan air yang
berkualitas bagus. Sebelum digunakan, air tersebut diendapkan selama sehari
untuk menguapkan gas-gas beracun dan mengendapkan kotoran dan lumpur.
Dengan memberikan aliran air pada
kolam penetasan hingga menetas. Untuk telur yang diteaskan di kolam, setelah
menetas, aliran air dihentikan agar tidak menghayutkan larva. Sedangkan untuk
telur yang ditetaskan dalam hapa atau hasil pemijahan buatan, aliran itu tidak
perlu dihentikan atau mengalir secara kontinyu.
Setelah menetas, larva mati
Setelah menetas, masalah lain sering
terjadi, yaitu larvanya mati. Kejadian ini dapat dilihat dengan jelas dengan
mata telanjang, dimana ikan kecil yang telah memiliki organ lengkap terkapar di
permukaan kakaban, dasar kolam dan juga hapa.
Penyebab :
Larva yang mati setelah menetas ini
dapat menjadi penyebab lain, yaitu airn kolam menjadi bau dan mengganggu
kehidupan larva yang lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya
Induk jantan dan betina yang
dipijahkan belum cukup umur atau masih sangat muda, sehingga kondisi tubuh
larva sangat lemah.
Kualitas air yang kurang baik
sehingga tidak mendukung kehidupan larva, terutama karena airnya memang sudah
bau dan mengganggu pernapasannya.
Kandungan oksigen dalam air yang
rendah sehingga pernapasan larva terganggu.
Solusi :
Menggunakan induk yang sudah cukup
umur. Jantan sudah berumur 10 bulan dan betina sudah berumur 12 bulan
Memberi aliran air pada kolam
penetasan telur untuk membuang bau air akibat telur yang tidak menetas. Aliran
air ini juga dapat meningkatkan kandungan oksigen.
Larva mengapung, dengan perut kembung
Larva yang mengapung di permukaan air,
dengan perut kembung serta posisi terbalik atau perut di atassering terlihat di
pendederan I atau pemeliharaan larva. Kejadian yang sama sering terjadi di
kolam penetasan. Larva-larva tersebut biasanya mengumpul di sudut dan pinnggir
kolam.Jika tidak segera ditangani, maka larva-larva tersebut bisa mati.
Penyebab :
Masalah ini disebabkan oleh dua
faktor, yaitu :
Suhu air terlalu tinggi. Ini terjadi
air di kolam pemeliharaan larva dan kolam penetasan telur terlalu dangkal,
sinar matahari yang terik pada waktu-waktu tertentu dengan cepat menaikan suhu
air.
Padat tebar larva terlalu tinggi,
sehinggga kandungan oksigen dalam air tidak mencukupi kebutuhan seluruh larva.
Terlambat memindahkan larva atau
larva terlalu lama di kolam penetasan atau lebih dari lima hari, sehingga larva
tidak dapat menemukan pakan alami.
Solusi :
Tinggi air di kolam penetasan dan
kolam pemeliharaan larva dinaikan, misalnya dari 20 cm menjadi 25 cm atau 30
cm.
Padat tebar larva dikurangi, sehingga
kandungan oksgen cukup untuk kebutuhan semua larva.
Sebelum 5 hari atau tepat 5 hari,
larva segera dipindah ke kolam lain yang sudah disiapkan, lalu diberi pakan,
seperti cacing dank utu air.
Pertumbuhan larva lambat
Setelah beberapa hari ditebar, larva
sering tumbuh lambat.Mestinya larva umur seminggu, sudah mencapai ukuran 1 –
1,5 cm, atau umur 14 hari, mestinya larva sudah mencapai ukuran 1,5 – 2 cm,
atau umur 21 hari,mestinya larva sudah mencapai ukuran 2 – 3 cm. Tetapi
ukurannya jauh lebih kecil.
Penyebab :
Lambatnya pertumbuhan larva dapat
disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya :
Induk yang dipijahkan berkualitas rendah
atau bukan induk unggul, sehingga anak-anaknya juga pasti tidak memiliki
genetic yang unggul.
Padat tebar yang terlalu tinggi,
sehingga ruang geraknya sempit dan tidak mendapatkan pakan yang cukup.
Jumlah pakan yang diberikan kurang
dan kualitasnya juga sangat rendah, sehingga gizi yang masuk ke dalam tubuh
tidak memenuhi kebutuhan hidupnya.
Solusi :
Menggunakan induk unggul, yaitu induk
yang dibeli dari institusi resmi atau induk hasil kegiatan sendiri yang telah
diseleksi sesuai dengan standar yang disarankan para ahli
Mengurangi padat tebar, yaitu 1.000
ekor/m2. Namun dalam pelaksanaannya terkadang sulit, kecuali dengan menambah
jumlah kolam dan mengurang jumlah induk yang dipijahkan.
Memberikan pakan yang cukup dan
kualitas yang baik. Pakan yang paling baik untuk larva adalah cacing sutra,
disusul kutu air dalam populasi yang tinggi.
Lumut
Lumut terkadang tumbuh di kolam, melekat
di dinding dan dasar kolam.Jika tumbuh suburbiasanya suka merambah ke bagian
tengah.Untuk ikan besar, lumut tidak membahayakan, tapi untuk ikan kecil atau
larva yang baru berumur 1 – 2 minggu dapat mematikan.Karena bisa menjadi
perangkap, sehingga ikan terjerat, tak bisa bergerak dan akhirnya mati.
Penyebab :
Tumbuhnya lumut dapat disebabkan oleh
berbagai factor, diantaranya :
Menurut beberapa ahli, karena
kandungan Nitrogen (N) dalam air yang sangat tinggi, sehingga tidak hanya
plankton saja yang tumbuh, tetapi juga lumut.
Intensitas matahari yang terlalu
tinggi, sehingga proses fotosintesa berlebihan
Permukaan kolam yang kurang bersih,
sehingga merangsang pertumbuhan lumut
Solusi :
Belum ada yang praktis untuk
mengurangi kandungan Nitrogen
Mengurangi intensitas sinar matahari
dengan memasang paranet pada bagian atas kolam atau di bawah atap greenhouse.
Bisa juga dengan menggunakan atap yang agak gelap, misalnya atap yang berwarna
biru, tapi sinar matahari tetap masuk.
Membesihkan permukaan kolam hingga
tidak tersisa kotorannya, kemudian menyiram dengan air garam pasar, dengan
dosis 100 gram/liter air.
Kecebong
Jangan sepelekan kecebong dalam
pemeliharaan lele. Meski bukan hama, tetapi anak kodok sangat mengganggu,
terutama dalam pembenihan, mulai dari tebari larva hingga benih ukuran 3 – 5
cm. Selain pesaing dalam mendapatkan ruang hidup, oksigen dan pakan juga sangat menyulitkan saat sortir,
karena ukurannya bisa sama dengan ukuran benih.
Penyebab :
Munculnya kecebong karena kodok atau
induk kecebong masuk ke kolam dan kawin di sana. Masuknya kodok karena
disebabkan karena :
Pematang kolam yang terlalu rendah
atau memang kolamnya dibuat dalam tanah, atau tidak memiliki pematang yang
tinggi.
Kodok juga bisa masuk melalui pintu
pembuangan air atau inlet. Rupanya kodok berusaha untuk mencari tempat untuk
kaein, dengan melalui pipa pembuangan dan akhirnya keluar atau kasuk ke kolam
melaului outlet kolam.
Tidak mengambil atau membersihkan
telur kodok yang ada di kolam, sehingga telur-telurnya dibiarkan menetas di
kolam.
Solusi :
Membuat pematang kolam yang tinggi,
lebih tinggi dari lompatannya.
Menutup inlet dengan saringan
Membuang telur kodok setiap pagi
Penyakit perut kembung
Benih lele yang berenang terbalik
biasanya terserang penyakit perut kembung. Penyakit ini menyerang benih lele
yang berumur 12 - 14 hari dari larva dan telah mencapai ukuran 1,5 – 2 cm.
Benih tersebut sering disebut dengan istilah larva malik atau benih lepas
cacing. Jika benih banyak yang terserang, maka benih-benih yang kembung
terlihat jelas di permukaan kolam.
Penyebab :
Penyakit kembung dapat disebabkan
oleh berbagai factor, diantaranya :
Kurang teratur waktu pemberian pakan
tambahan, sehingga terjadi kekosongan bahan makanan yang harus dicerna,
sehingga ususnya terluka. Luka tersebut membengkak saat diberi pakan tambahan
dan bengkak itu hingga keluar tubuh.
Pakan tambahan yang terlalu keras,
sehingga usus tidak kuat untuk mencernanya, sehingga terluka. Selain itu juga
pakan yang keras akan mengembang dalam usus, sehingga membengkak hingga keluar
tubuh.
Solusi :
Teratur dalam pemberian pakan, sehingga
usus ikan tidak kosong. Misalnya pagi pukul 06,.00 siang pukul 12.00, sore
pukul 15.00, malam pukul 19.00 dan pukul 22.00
Diberi pakan tambahan berupa pasta
atau adonan. Caranya, campur tepung ikan dan dedak halus (1 : 1), tambah air
bersih, biarkan 15 menit, masukan ke dalam corong cacing atau ditempel di di
dinding kolam. Jenis pakan ini sangat lembeut dan tidak akan mengembang dalam
perut.
Kumis buntung
Beberapa lele berkumis buntung suka
terlihat sebelum memberi pakan tambahan, diam dekat pematang atau sudut kolam.
Jumlahnya akan lebih banyak saat diberi pakan tambahan. Ini akan menjadi pertanda
serangan awal penyakit bintik putih (white spot) atau istilah lain “ gantung di
permukaan“. Penyakit ini biasanya menyerang ikan yang berukuran benih berbagai
ukuran.
Penyebab :
Lele yang berkumis buntung dapat
disebabkan kualitas air. Ini terjadi oleh beberapa factor, diantaranya :
Tidak melakukan persiapan kolam yang
baik, sehingga kondisi air kolam kurang cocok bagi kehidupan lele
Jumlah kotoran ikan dan sisa pakan
dalam kolam sudah banyak, sehingga menimbulkan bau air dan sarang berbagai
penyakit.
Solusi :
Melakukan persiapan kolam yang baik,
yakni melakukan pemupukan, setelah kolam dikeringkan beberapa hari, dengan
pupuk higeinis dosis 1 kg dedak untuk 10 m3 air.
Mengganti sebagian air kolam dengan
air bari, namun air yang dibuang harus dari dasar kolam atau air dasar.
Gantung di permukaan
Seperti diulas sebelumnya, kumis
buntung merupakan awal dari penyakit “ gantung “, tentu saja jika tidak
ditangani dengan segera. Penyakit ini juga menyerang berbagai ukuran ikan.Ikan
yang terserang, selain kumisnya dan ekornya buntung juga bagian tubuhnya
berbintik putih. Jika sudah parah, maka kulitnya akan terkelupat, karena lender
dalam kulitnya habis.
Penyebab : Sama dengan “ penyakit
kumis buntung “
Solusi : Sama dengan “ penyakit kumis
buntung “. Namun jika sudah terlalu parah, maka ikan harus di pindahkan ke
kolam baru, caranya siapkan kolam yang sudah dikeringkan, isi air setinggi 30 –
40 cm, tebar ikan, lalu beri pupuk higeinis. Insyaallah dalam 2 – 3 hari sudah
sembuh.Selama pengobatan, ikan diberi pakan tambahan, tapi sekedarnya, karena
napsu makannya juga sangat rendah.
Penyakit borok
Bercak-bercak putih dan merah pada
tubuh merupakan tanda bahwa ikan lele telah terserang penyakit borok.Penyakit
ini biasanya terjadi pada pembesaran, menyerang ikan berukuran agak besar,
yaitu ukuran 9 – 10 cm hingga ikan konsusmsi. Jika tidak ditangani, tubuhnya
bisa melepuh dan hancur, karena borok tersebut menebar ke bagian tubuh yang
lain.
Penyebab :
Penyakit borok disebabkan oleh
kualitas air yang sangat buruk. Ini terjadi karena kotoran dan sisa pakan
tertumpuk di dasar kolam. Dampak awal dari keadaan itu, air kolam menjadi bau
akibat adanya proses pembusukan yang tinggi. Bau air, selalu sangat menggangu
pernapasan juga akan menadi sarang penyakit, terutama bakteri.
Solusi :
Jika tidak parah atau hanya menyerang
beberapa ekor, maka air kolam segera disurutkan dan semua kotoran di dasar
kolam harus terbuang.Setelah kolam diisi air baru hingga ketinggian semula,
kolam tersebut diberi pupuk higeinis sesuai dosis.Penyembuhan penyakit borok
lebih lama dari penyakir gantung di pemukaan, yaitu anatara 5 – 7 hari.Karena
napsu makan ikan yang borok tetap tinggi, maka selama pengobatan, ikan diberi
pakan tambahan, tapi jumlahnya dibatasi.
Benih teler saat ditebar
Pasti kaget bukan main, jika ini
terjadi.Karena benih atau larva yang dibeli atau telah lama dipelihara kemungkinan
mati.Tentu saja bukannya untung tapi bakal rugi, seprti membuang uang saja.
Penyebab :
Telernya benih yang baru ditebarkan
ini disebabkan karena suhu air kolam dan suhu air dalam wadah angkut tidak
sama. Kejadian ini dapat disebabkan oleh berbagi kesalahan, diantaranya :
Menebar benih pada siang hari. Suhu
air yang telah terkena sinar matahari pasti sangat tinggi, berbeda dengan suhu
air pada alat angkut.
Ikan yang diangkut tiba di kolam pada
siang, sehingga benih-benih tersebut harus ditebar. Jika tidak, maka akan
kehabisan oksigen.
Tidak menyamakan dulu antara suhu air
di kolam dan suhu air pada alat angkut, sehingga ikan kaget
Solusi :
Menebar benih pada pagi hari, yaitu
pada saat suhu airnya rendah
Mengatur waktu pengangkutan ikan agar
tiba di lokasi pada pagi hari
Menyamakan dulu antara suhu air di
kolam dan wadah angkut, yaitu dengan menyimpan dulu alat angku di kolam yang
akan ditebari ikan dan memasukan dulu air kolam ke wadah angkut hingga suhunya
sama.
Bau air
Bau air kolam pembesaran sangat
mengganggu lingkungan.Selain di sekitar kolam juga bisa tercium hingga puluhan
meter.Akibatnya dapat mencemari lingkungan sekitarnya.Karena adanya protes dari
masyarakat atau tetangga.Tak sedikit pula pembudidaya yang akhirnya harus
menghentikan atau menutup usahanya.
Penyebab :
Bau kolam air pada kolam disebabkan
oleh kotoran ikan dan sisa pakan yang menumpuk di dasar selama berhari-hari.
Keduanya akan membusuk dan menimbulkan gas yang sangat bau, yaitu H2S dan
Amoniak.
Solusi :
Membuang air 75 persen air kolam,
namun air yang terbuang harus air dasar kolam, lalu menggantinya dengan air baru.Selanjut
diberi pupuk higeinis sesuai dosis.Penggantian itu harus sering dilakukan,
misalnya tiga hari sekali atau ketika tercium air mulai bau.Bisa juga dengan
menggunakan kolam BIPI, yaitu kolam yang memiliki safty tank.
No comments:
Post a Comment